Koloid adalah suatu campuran
zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara
1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm ).
Contoh:
Mayones
dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah
campuran homogen zat padat dan zat cair.
Perbedaan
larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar.
Keterangan:
1.
Larutan sejati
2.
Sistem koloid
3.
Suspensi Kasar
Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid,
peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel
koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari
; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi
secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi
dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid
tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan
koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan
menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga
menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan
tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling
menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam
larutan sehingga akan bermuatan – dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka
koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan
koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan
listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam
medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda,
maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai
di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang
bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang
muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air
menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
- Perubahan suhu.
- Pengadukan.
- Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
- Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau
pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
Lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan
negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga
terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar
muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan
cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid
stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil
agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein
sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid
untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di
sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu
zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh: sabun
deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang
mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan
dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu
selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul
koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari
bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat
jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal
termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang
tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit.
Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
0 komentar:
Posting Komentar